Membangun Sistem Manajemen Mutu yang Efektif di Rumah Sakit: Refleksi Inspiratif

Oleh. Dr. H. Ahyar Wahyudi, S.Kep. Ns., M.Kep., CISHR, FISQua, FRSPH, FIHFAA

Ketika kita berbicara tentang kualitas dalam perawatan kesehatan, seringkali muncul senyum sopan dan anggukan yang tiba-tiba mengakhiri percakapan. Kualitas dan perawatan kesehatan seharusnya berjalan beriringan, namun kenyataannya, asumsi dan harapan akan kualitas sering kali tidak terpenuhi. Buku “Hospital Quality: Implementing, Managing, and Sustaining an Effective Quality Management System” karya Doug Johnson, memberikan panduan praktis untuk mengelola dan meningkatkan kualitas di rumah sakit.

Kualitas dalam Perawatan Kesehatan: Mengapa Penting?
Kualitas dalam perawatan kesehatan tidak hanya tentang menghindari kesalahan medis, tetapi juga tentang memastikan hasil yang optimal bagi pasien. Ada berbagai alasan mengapa meningkatkan kualitas perawatan kesehatan itu penting, termasuk peningkatan akuntabilitas praktisi dan manajer kesehatan, efisiensi sumber daya, serta identifikasi dan minimisasi kesalahan medis. Kualitas yang baik juga berarti perawatan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pasien, bukan hanya apa yang dianggap perlu oleh penyedia layanan.

Membangun Budaya Kualitas
Budaya kualitas adalah komponen penting dalam manajemen mutu. David Mann dalam bukunya “Creating a Lean Culture” menyatakan bahwa budaya adalah konstruksi hipotetis yang kita ciptakan berdasarkan pengalaman dan sejarah kita. Dengan demikian, kualitas juga merupakan hasil langsung dari proses, sistem manajemen, dan desain sistem yang disengaja. Untuk mencapai kualitas yang berkelanjutan, organisasi harus menyelaraskan budayanya dengan prinsip-prinsip panduan tertentu daripada bergantung hanya pada alat, program, atau inisiatif.

Institut Shingo, berdasarkan karya Dr. Shingeo Shingo, menekankan bahwa hasil yang berkelanjutan bergantung pada sejauh mana budaya organisasi selaras dengan prinsip-prinsip panduan tertentu. Model Shingo menyediakan kerangka kerja yang kuat untuk mengubah budaya organisasi dan mencapai hasil yang diinginkan.

Biaya Kualitas yang Buruk
Salah satu aspek yang sering dilupakan dalam diskusi tentang kualitas adalah bagaimana kualitas berdampak pada kinerja keuangan. Kualitas yang buruk dapat menyebabkan biaya tambahan yang signifikan, baik dari segi perawatan tambahan yang diperlukan maupun biaya hukum yang mungkin timbul akibat komplikasi. Misalnya, cedera tekanan tingkat 3 dapat menyebabkan tambahan biaya sebesar $32,292 untuk perawatan tambahan dan rata-rata penyelesaian hukum sebesar $300,000.

Selain itu, kualitas yang buruk juga berdampak pada kepuasan dan retensi karyawan. Karyawan yang bekerja di lingkungan dengan proses yang tidak efisien atau kepemimpinan yang toksik cenderung mencari lingkungan kerja yang lebih baik di tempat lain.

Mengukur Kualitas
Pengukuran kualitas adalah elemen kunci dalam manajemen mutu. CMS (Centers for Medicare and Medicaid Services) menggunakan data dari berbagai sumber untuk menghitung peringkat bintang lima rumah sakit. Data ini mencakup tingkat readmisi, tingkat kematian, indikator keselamatan pasien, dan pengeluaran per penerima manfaat Medicare. Pengukuran ini membantu rumah sakit mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan memastikan bahwa mereka memenuhi standar kualitas yang diharapkan oleh pasien dan penyedia layanan.

Peran Profesional Kualitas dalam Akreditasi
Agensi akreditasi seperti Joint Commission dan DNV memberikan dukungan kepada rumah sakit dalam mencapai akreditasi dengan CMS. Misi Joint Commission adalah untuk terus meningkatkan perawatan kesehatan untuk publik dengan mengevaluasi organisasi perawatan kesehatan dan menginspirasi mereka untuk memberikan perawatan yang aman dan efektif dengan nilai kualitas tertinggi.

Profesional kualitas di rumah sakit bertanggung jawab untuk memastikan bahwa rumah sakit memenuhi standar yang ditetapkan oleh agensi akreditasi dan CMS. Mereka mengelola program manajemen mutu, melakukan audit internal, dan memastikan bahwa semua staf rumah sakit memahami dan mengikuti prosedur yang ditetapkan.

Kesimpulan
Membangun sistem manajemen mutu yang efektif di rumah sakit memerlukan komitmen dan usaha yang berkelanjutan. Dengan memahami pentingnya kualitas, membangun budaya kualitas yang kuat, dan mengukur serta mengelola kualitas dengan tepat, rumah sakit dapat memberikan perawatan yang optimal bagi pasien. Buku karya Doug Johnson memberikan panduan praktis yang dapat membantu profesional kualitas dalam mencapai tujuan ini, dan menjadi sumber inspirasi bagi mereka yang berkomitmen untuk meningkatkan kualitas perawatan kesehatan.

Refleksi Akhir
Dalam dunia perawatan kesehatan yang semakin kompleks, tanggung jawab moral untuk menyediakan perawatan berkualitas tinggi menjadi tantangan besar. Kompetisi yang ketat untuk sumber daya dan sifat multidisiplin dari perawatan kesehatan dapat membuat organisasi kehilangan fokus dan struktur yang diperlukan untuk mencapai tujuan kualitas mereka. Namun, dengan pendekatan yang tepat dan komitmen terhadap prinsip-prinsip panduan, kualitas yang berkelanjutan dapat dicapai. Seperti yang dijelaskan dalam buku ini, perjalanan menuju kualitas adalah proses yang berkelanjutan, bukan hanya tujuan akhir. Dengan demikian, setiap profesional kesehatan harus terus belajar, beradaptasi, dan berinovasi untuk memastikan bahwa perawatan kesehatan berkualitas tinggi tersedia bagi semua orang.