Keajaiban Manusiawi dalam Pengambilan Keputusan: Menyusuri Pemikiran Daniel Kahneman, PhD

Daniel Kahneman, sosok yang dikenal luas sebagai salah satu psikolog paling berpengaruh di dunia, telah merambah lebih jauh daripada banyak rekannya dalam menggali kedalaman pikiran manusia. Diakui di dunia keuangan dan psikologi, Kahneman dikenal karena karyanya yang membuka jalan bagi ekonomi perilaku, sebuah bidang yang memadukan psikologi dan ekonomi untuk memahami bagaimana manusia membuat keputusan di bawah ketidakpastian dan risiko. Kolaborasinya dengan Amos Tversky adalah salah satu kemitraan paling produktif dalam sejarah ilmu sosial, menghasilkan pemahaman baru tentang cara manusia berpikir dan membuat keputusan.

Dalam banyak hal, karya Kahneman dan Tversky menantang asumsi dasar teori ekonomi klasik, yang sering kali menganggap manusia sebagai agen rasional yang selalu membuat keputusan berdasarkan logika dan keuntungan maksimum. Kahneman dan Tversky menunjukkan bahwa manusia sering kali menggunakan heuristik atau aturan praktis yang menyebabkan bias sistematis dalam penilaian mereka. Ini bukan sekadar kesalahan kecil; bias ini memiliki dampak besar pada keputusan ekonomi dan keuangan, mempengaruhi pasar dan bahkan kebijakan publik.

Salah satu kontribusi terbesar mereka adalah teori prospek, yang diperkenalkan dalam makalah Prospect Theory: An Analysis of Decision under Risk (Kahneman & Tversky, 1979). Teori ini menjelaskan bahwa orang cenderung lebih takut kehilangan daripada mereka menghargai keuntungan dengan jumlah yang sama. Misalnya, rasa sakit kehilangan $100 lebih besar daripada kegembiraan mendapatkan $100. Temuan ini mengungkapkan bagaimana penilaian dan pengambilan keputusan manusia bisa sangat terdistorsi oleh persepsi risiko dan keuntungan.

Kahneman dan Tversky juga memperkenalkan konsep anchoring, di mana individu bergantung terlalu banyak pada informasi awal (jangkar) ketika membuat keputusan. Misalnya, ketika diminta menebak harga suatu barang, angka pertama yang disebutkan akan mempengaruhi tebakan selanjutnya, meskipun angka tersebut mungkin tidak relevan. Penelitian ini menunjukkan bagaimana bahkan informasi yang tidak signifikan dapat mempengaruhi penilaian kita dengan cara yang tidak terduga.

Dalam buku terlarisnya, Thinking, Fast and Slow (Kahneman, 2011), Kahneman merangkum puluhan tahun penelitian tentang cara manusia berpikir. Dia menggambarkan dua sistem dalam pikiran kita: Sistem 1, yang cepat, intuitif, dan emosional; dan Sistem 2, yang lambat, lebih reflektif, dan logis. Kedua sistem ini sering kali bekerja bersama, tetapi mereka juga bisa saling bertentangan, menyebabkan kita membuat keputusan yang tidak rasional. Buku ini tidak hanya menjadi panduan praktis bagi para pengambil keputusan, tetapi juga menjadi refleksi mendalam tentang sifat dasar manusia.

Selain kontribusinya dalam teori ekonomi dan psikologi, kehidupan pribadi Kahneman penuh dengan pengalaman yang membentuk pandangannya. Lahir di Prancis pada 1934, ia mengalami langsung kekejaman pendudukan Nazi selama Perang Dunia II. Masa kecil yang penuh tantangan ini memberinya wawasan tentang ketahanan manusia dan cara kita menanggapi situasi ekstrem. Pengalaman ini, digabung dengan kecemerlangan intelektualnya, membuat Kahneman mampu mengajukan pertanyaan mendalam tentang sifat dasar manusia dan cara kita membuat keputusan.

Perjalanan intelektual Kahneman penuh dengan pengakuan dan penghargaan. Pada tahun 2002, ia dianugerahi Hadiah Nobel Memorial dalam Ilmu Ekonomi, sebuah penghargaan yang jarang diberikan kepada seorang psikolog. Penghargaan ini mengakui dampak revolusionernya dalam memahami pengambilan keputusan manusia. Namun, Kahneman selalu rendah hati, sering kali mengakui kontribusi besar dari kolaboratornya, Tversky, yang meninggal pada tahun 1996. Ia menggambarkan hubungan mereka bukan hanya sebagai kemitraan profesional tetapi juga sebagai persahabatan yang mendalam.

Kahneman menghabiskan sebagian besar kariernya mengajar dan meneliti di berbagai universitas terkemuka, termasuk Universitas British Columbia, Universitas Princeton, dan Universitas California, Berkeley. Di Princeton, ia terus mengeksplorasi cara-cara baru untuk memahami bias penilaian manusia, sering kali berkolaborasi dengan peneliti lain untuk memperluas pemahaman kita tentang pengambilan keputusan.

Sebagai seorang peneliti senior di Gallup Organization pada tahun 2011, Kahneman menerbitkan Thinking, Fast and Slow, yang segera menjadi buku terlaris. Buku ini merangkum beberapa dekade penelitian tentang penilaian dan pengambilan keputusan manusia, menjelaskan dengan cara yang dapat dipahami oleh publik luas. Dalam buku ini, Kahneman menguraikan dua sistem pemikiran yang mendasar: Sistem 1, yang cepat, intuitif, dan emosional, dan Sistem 2, yang lambat, lebih reflektif, dan logis. Kedua sistem ini bekerja sama dalam proses pengambilan keputusan kita, meskipun sering kali juga dapat bertentangan satu sama lain, menyebabkan keputusan yang tampaknya irasional. Karya ini telah menjadi panduan praktis bagi banyak profesional di berbagai bidang, termasuk keuangan, medis, dan kebijakan publik.

Selain itu, Kahneman juga berperan penting dalam mengarahkan penelitian tentang kesejahteraan subjektif dan kebahagiaan. Penelitiannya bersama Angus Deaton pada tahun 2010 menunjukkan bahwa uang memang dapat membeli kebahagiaan, tetapi hanya sampai batas tertentu. Mereka menemukan bahwa setelah pendapatan mencapai titik tertentu, tambahan uang tidak lagi meningkatkan kebahagiaan harian seseorang (Kahneman & Deaton, 2010). Penelitian ini menyoroti kompleksitas hubungan antara kekayaan material dan kesejahteraan emosional, menantang asumsi lama bahwa lebih banyak uang selalu berarti lebih bahagia.

Kehidupan dan karya Kahneman memberikan banyak pelajaran berharga tentang pengambilan keputusan dan psikologi manusia. Dia mengajarkan kita bahwa ketidakpastian dan risiko adalah bagian alami dari kehidupan, dan bahwa dengan memahami bagaimana kita berpikir, kita dapat membuat keputusan yang lebih baik. Karya Kahneman bukan hanya tentang angka dan model; ini tentang memahami hati dan pikiran manusia dalam semua kompleksitasnya.

Mengakhiri refleksi ini, kita dapat menarik hikmah dari filosofi Kahneman: hidup adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan ketidakpastian dan pilihan. Dalam setiap keputusan, terdapat campuran antara intuisi dan logika, antara emosi dan pemikiran rasional. Kita harus belajar untuk mengenali bias kita sendiri, untuk memahami kapan harus mempercayai insting kita dan kapan harus merenungkan lebih dalam. Sebagaimana dalam permainan catur, setiap langkah adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang, untuk menjadi lebih bijaksana dan penuh kasih.

Sebagai penutup, biarlah kita renungkan kata-kata bijak dari Aristoteles, seorang filsuf Yunani kuno yang sering kali dianggap sebagai bapak ilmu pengetahuan: Kebajikan moral adalah hasil dari kebiasaan. Kita menjadi adil dengan melakukan tindakan keadilan, kita menjadi temperamental dengan melakukan tindakan temperamental, kita menjadi berani dengan melakukan tindakan keberanian. Dalam setiap tindakan, dalam setiap keputusan, kita membentuk diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita. Maka, marilah kita membuat keputusan dengan bijaksana, dengan hati yang penuh cinta, dan dengan pikiran yang jernih.

Referensi:

  1. Kahneman, D. (2011). Thinking, fast and slow. Farrar, Straus and Giroux.
  2. Kahneman, D., & Deaton, A. (2010). High income improves evaluation of life but not emotional well-being. Proceedings of the National Academy of Sciences, 107(38), 16489-16493. https://doi.org/10.1073/pnas.1011492107
  3. Kahneman, D., & Tversky, A. (1979). Prospect theory: An analysis of decision under risk. Econometrica: Journal of the Econometric Society, 263-291. https://doi.org/10.2307/1914185