
Dalam era modern yang menuntut efisiensi dan keberlanjutan, inovasi dalam sektor pertanian menjadi krusial. Akuaponik, sistem yang menggabungkan budidaya ikan dan tanaman, menawarkan solusi yang efektif untuk kebutuhan pangan yang meningkat sambil menjaga kelestarian lingkungan. Di Kalimantan Selatan, budidaya lele melalui akuaponik dapat berperan penting dalam mencapai ketahanan pangan, serta memberikan dampak positif dari perspektif kesehatan dan administrasi.
Perspektif Kesehatan
Budidaya lele dalam sistem akuaponik memiliki manfaat signifikan bagi kesehatan masyarakat. Pertama, ikan lele adalah sumber protein hewani yang berkualitas tinggi dan mudah dicerna. Konsumsi ikan secara teratur dapat membantu mencegah malnutrisi dan meningkatkan status gizi, terutama di daerah-daerah dengan akses terbatas ke sumber protein lainnya.
Akuaponik juga memungkinkan produksi sayuran segar tanpa penggunaan pestisida kimia, yang dapat meningkatkan kualitas dan keamanan pangan. Tanaman yang tumbuh dalam sistem akuaponik mendapat nutrisi dari limbah ikan yang diubah menjadi nitrat oleh bakteri, sehingga tidak memerlukan pupuk sintetis. Ini menghasilkan produk yang lebih sehat dan ramah lingkungan.
Selain itu, melalui program pemberdayaan seperti yang dilakukan di Desa Tatah Layap, masyarakat dapat memperoleh keterampilan baru dalam budidaya ikan dan sayuran. Ini tidak hanya meningkatkan kesehatan fisik melalui ketersediaan pangan yang lebih baik tetapi juga kesehatan mental melalui pemberdayaan dan peningkatan kualitas hidup.
Perspektif Administrasi
Dari sudut pandang administrasi, implementasi akuaponik di Kalimantan Selatan membutuhkan koordinasi yang baik antara pemerintah, penyuluh pertanian, dan masyarakat setempat. Menurut teori difusi inovasi yang dikemukakan oleh Everett Rogers, keberhasilan adopsi teknologi baru seperti akuaponik sangat bergantung pada komunikasi yang efektif dan dukungan administrasi yang memadai.
Pemerintah daerah dapat memainkan peran kunci dalam menyediakan pelatihan dan sumber daya yang diperlukan. Program pelatihan yang diselenggarakan di Desa Sungai Rasau dan Tatah Layap menunjukkan pentingnya peran ini. Dengan dukungan dari lembaga swadaya masyarakat dan institusi pendidikan, program ini berhasil meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat dalam akuaponik, yang pada gilirannya memperkuat ketahanan pangan lokal (Pebrianto, Haryanto, & Pratomo, 2021; Saputera & Aisyah, 2021).
Keberlanjutan dan Implikasi Lingkungan di Kalimantan Selatan
Akuaponik menawarkan solusi berkelanjutan yang sangat sesuai dengan kondisi geografis Kalimantan Selatan. Wilayah ini sering menghadapi tantangan seperti banjir dan kualitas air yang buruk. Sistem akuaponik yang menggunakan teknologi filterisasi air dapat membantu mengatasi masalah ini dengan menyediakan air bersih yang diperlukan untuk budidaya ikan dan tanaman.
Dalam jangka panjang, akuaponik dapat mengurangi penggunaan air hingga 90% dibandingkan dengan pertanian konvensional (Rakocy et al., 2006). Ini sangat penting di daerah dengan keterbatasan sumber daya air. Selain itu, sistem ini dapat mengurangi jejak karbon sektor pertanian dengan meminimalkan kebutuhan transportasi dan distribusi pangan.
Refleksi dan Implikasi Sosial Ekonomi
Akuaponik juga memiliki implikasi sosial ekonomi yang signifikan. Di Kalimantan Selatan, di mana banyak masyarakat bergantung pada pertanian dan perikanan, akuaponik menawarkan peluang ekonomi baru. Dengan modal awal yang relatif rendah dan potensi keuntungan yang tinggi, akuaponik dapat menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan bagi petani dan pengusaha lokal.
Program pemberdayaan masyarakat, seperti yang dilakukan di Desa Tatah Layap, juga berperan dalam meningkatkan ketahanan pangan di tingkat keluarga. Budikdamber, misalnya, memungkinkan keluarga untuk memelihara ikan dan tanaman di halaman rumah mereka, yang dapat membantu mencegah stunting dan meningkatkan gizi anak-anak (Marlida & Ramadhana, 2023). Selain itu, kegiatan ini dapat menjadi alat pendidikan yang efektif, mengajarkan prinsip-prinsip keberlanjutan dan konservasi sumber daya kepada masyarakat.
Studi Kasus di Kalimantan Selatan
Di Desa Sungai Rasau, program diseminasi sistem akuaponik berhasil meningkatkan produksi sayuran dan ikan lele secara signifikan. Proyek ini menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat, masyarakat dapat mengadopsi teknologi akuaponik dan meraih manfaat ekonomi dan lingkungan (Pebrianto, Haryanto, & Pratomo, 2021).
Sementara itu, di Desa Tatah Layap, program pemberdayaan masyarakat melalui budikdamber telah berhasil meningkatkan ketahanan pangan keluarga. Masyarakat yang terlibat dalam program ini mampu memanen kangkung setiap dua minggu dan ikan lele setiap dua bulan, menunjukkan bahwa teknologi ini dapat diterapkan secara efektif di tingkat rumah tangga (Saputera & Aisyah, 2021).
Kesimpulan
Pemanfaatan budidaya lele melalui akuaponik di Kalimantan Selatan menawarkan solusi yang inovatif dan berkelanjutan untuk tantangan ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat. Dengan dukungan administrasi yang tepat dan pemberdayaan masyarakat, teknologi ini dapat membantu meningkatkan produksi pangan, mengurangi dampak lingkungan, dan memberikan manfaat sosial ekonomi yang signifikan.
Akuaponik bukan hanya sebuah teknologi, tetapi sebuah langkah maju menuju pertanian yang lebih berkelanjutan dan berkeadilan. Melalui kolaborasi antara pemerintah, penyuluh pertanian, dan masyarakat, Kalimantan Selatan dapat menjadi model keberhasilan dalam penerapan akuaponik, memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat global.
Referensi
- Brooke, N. (2023). Using a Catfish Aquaponics System. Diakses dari artikel asli.
- Rakocy, J. E., Masser, M. P., & Losordo, T. M. (2006). Recirculating Aquaculture Tank Production Systems: Aquaponics—Integrating Fish and Plant Culture. SRAC Publication No. 454.
- Pebrianto, A., Haryanto, R., & Pratomo, A. (2021). Diseminasi Sistem Akuaponik sebagai Salah Satu Solusi Ketahanan Pangan di Masa Pandemi COVID-19. PRO SEJAHTERA, Volume 3.
- Saputera, M. M. A., & Aisyah, N. (2021). Program Bina Desa dalam Pemberdayaan Masyarakat untuk Pemanfaatan Budidaya Ikan dalam Ember dan Akuaponik Era COVID-19. Jurnal Bakti Untuk Negeri, Volume 1, Nomor 1.
- Marlida, R., & Ramadhana, S. (2023). Pelatihan Budikdamber sebagai Bentuk Ketahanan Pangan Keluarga dalam Mencegah Stunting di Desa Tatah Layap Kabupaten Banjar. JURNAL ABDIMAS: INSPIRASI, Volume 1, Nomor 2.