Oleh. Dr. H. Ahyar Wahyudi, S.Kep. Ns., M.Kep., CISHR, FISQua, FRSPH, FIHFAA
Stunting merupakan kekurangan dalam pertumbuhan fisik yang secara konvensional didefinisikan dengan tinggi badan yang lebih dari dua standar deviasi di bawah median standar yang sesuai dengan usia dan jenis kelamin (WHO, 2019). Prevalensi stunting sering digunakan sebagai indikator kesehatan anak-anak. Stunting saat ini dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang serius karena prevalensi anak-anak yang stunted lebih dari 40% di beberapa wilayah dunia (WHO, 2019). Di Indonesia, angka malnutrisi dan stunting berada di peringkat 108 dari 132 negara, menjadikannya salah satu dari 17 negara yang menghadapi beban ganda malnutrisi baik kelebihan gizi maupun kekurangan gizi (Syukur & Harismayanti, 2021).
Faktor Penyebab Stunting
Prevalensi stunting terutama ditentukan oleh interaksi elemen genetik, faktor lingkungan, status gizi, faktor psikososial, dan laju perubahan sekuler dalam pertumbuhan anak-anak (Banerjee & Dwivedi, 2020). Stunting dapat berdampak negatif pada anak-anak di bawah lima tahun karena menyebabkan kecerdasan yang rendah, penurunan daya tahan tubuh, dan pertumbuhan serta perkembangan yang terhambat (Bashir et al., 2022). Hal ini akan meningkatkan risiko infeksi dan penyakit tidak menular di masa dewasa, serta menurunkan produktivitas dan ekonomi. Mengurangi stunting adalah tujuan pertama dari target gizi global 2025 dan indikator utama dari tujuan pembangunan berkelanjutan (Husseini et al., 2018).
Peran dan Dukungan Keluarga
Implementasi peran keluarga yang optimal mendukung peningkatan status gizi pada balita sehingga dapat mengurangi kejadian stunting (Fitriani et al., 2022). Jika peran keluarga dapat dilaksanakan dengan baik, keluarga dapat memenuhi tanggung jawabnya, terutama dalam memberikan nutrisi kepada anak-anak di bawah lima tahun. Pemenuhan gizi pada balita tidak dapat dipisahkan dari peran keluarga mereka, terutama dalam keluarga yang merawat anak-anak (Syeda et al., 2021). Oleh karena itu, pemenuhan gizi dapat dilakukan dengan mengajarkan keluarga tentang kebutuhan gizi balita. Kebutuhan gizi keluarga dapat dipenuhi dengan menyediakan makanan berkualitas tinggi, seimbang dan bergizi (Hines et al., 2022).
Metodologi Penelitian
Tinjauan sistematis ini dilakukan sesuai dengan pedoman PRISMA, yang melibatkan penelitian artikel daring dari database ScienceDirect, PubMed, dan Google Scholar. Artikel yang dipublikasikan antara tahun 2019 hingga 2023 dengan kata kunci “stunting dan orang tua atau keluarga” dianalisis. Proses ini terdiri dari lima langkah seperti yang dinyatakan dalam diagram alur (Kahale et al., 2021).
Hasil dan Diskusi
Identifikasi dan seleksi literatur dengan diagram alur PRISMA menghasilkan 285 artikel, di mana 70 artikel dihapus karena duplikat, 55 artikel tidak memenuhi syarat, dan 22 artikel tidak relevan dengan judul. Proses penyaringan melalui abstrak dan analisis teks penuh menghasilkan delapan artikel yang layak dianalisis. Dukungan keluarga dalam mencegah stunting terkait dengan budaya, pemberdayaan, dan peningkatan pengetahuan melalui pendidikan dan promosi kesehatan (Rosales et al., 2019).
Peran Ibu sebagai “Pusat Kehidupan”
Ibu selalu memainkan peran penting dalam setiap aspek kehidupan. Tidak terkecuali dalam situasi kesehatan di rumah. Dalam keluarga, ibu cenderung memiliki perhatian lebih terhadap kesehatan dan kesejahteraan keluarganya. Berbagai upaya dilakukan oleh ibu, seperti menerapkan gaya hidup sehat, menyiapkan makanan sehat dan segar, memasak hidangan bergizi, menjaga kebersihan pakaian dan rumah, dan banyak hal lainnya sebagai bentuk kasih sayang agar seluruh anggota keluarga sehat (Ahishakiye et al., 2019). Pada umumnya, ibu menghabiskan lebih banyak waktu di rumah daripada ayah, dan ibu memainkan peran penting dalam kehidupan keluarga, terutama bagi anak-anak mereka (Saleh et al., 2021).
Peran dan Dukungan Keluarga yang Luas
Sistem dukungan ini tidak hanya berfokus pada keluarga inti tetapi juga pada anggota masyarakat lainnya. Temuan menunjukkan bahwa banyak keputusan yang diambil oleh wanita hamil dan menyusui terkait dengan nutrisi dipengaruhi oleh ibu mereka, mertua, suami, kerabat dekat, dan sistem dukungan lainnya. Peran sistem dukungan penting karena dapat memberikan kenyamanan bagi ibu baru (Budge et al., 2019). Selain pengasuhan yang baik, stimulasi psikososial juga diperlukan, termasuk simulasi oleh orang tua terhadap bayi dan anak-anak kecil. Kebersihan dan sanitasi yang baik juga merupakan faktor penting dalam mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal (Kamran et al., 2022).
Peran Ayah dalam Pencegahan Stunting pada Balita
Peran ayah adalah mendorong perilaku sehat dan melindungi keluarga dari ancaman atau risiko kesehatan. Peran ayah yang baik akan mendorong ayah memiliki perilaku yang baik dalam mencegah stunting pada anak-anak, karena kontak fisik antara ayah dan anak sangat penting untuk meningkatkan interaksi dan membangun kepercayaan diri ayah dalam merawat anaknya (Januarti & Hidayathillah, 2020). Keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu remaja memerlukan dukungan terus-menerus dari suami mereka mulai dari kehamilan hingga postpartum (Salasibew et al., 2019).
Budaya dan Gizi
Beberapa penelitian menggambarkan keyakinan atau budaya di wilayah tertentu yang tidak mengikuti rekomendasi gizi bagi wanita hamil. Misalnya, di wilayah Ethiopia, wanita hamil disarankan untuk menghindari makanan yang berasal dari hewan seperti susu (termasuk keju, susu/susu kocok, yogurt, dan whey), hati, daging, ikan, dan makanan nabati seperti pisang, alpukat, kangkung, ubi jalar, dan ubi (Mekonnen et al., 2020). Di Gunung Sindoro, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia, terdapat pantangan atau larangan mengonsumsi makanan tertentu bagi wanita hamil dan/atau menyusui (Paramashanti et al., 2022).
Stunting adalah masalah serius yang mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif anak-anak di bawah lima tahun. Tingginya prevalensi stunting di Indonesia menunjukkan perlunya intervensi yang komprehensif untuk mengatasi masalah ini. Keluarga memainkan peran penting dalam mencegah stunting, dengan dukungan dari ibu sebagai pusat kehidupan, peran ayah yang signifikan, serta pengaruh budaya dan gizi dalam pola makan sehari-hari.
Dengan memahami faktor-faktor penyebab stunting dan pentingnya peran keluarga, kita dapat merancang program intervensi yang efektif untuk mengurangi prevalensi stunting di Indonesia. Upaya pemberdayaan keluarga, pendidikan gizi, dan promosi kesehatan yang terintegrasi dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam mencegah stunting dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak di masa depan.
Kesimpulan
Keluarga memiliki peran penting dalam mencegah dan mengelola masalah stunting pada anak-anak. Oleh karena itu, upaya untuk memberdayakan keluarga sangat diperlukan. Keluarga memainkan peran penting dalam mencegah stunting pada setiap tahap kehidupan, mulai dari janin dalam kandungan hingga bayi baru lahir, balita, remaja, dewasa menikah, wanita hamil, dan seterusnya. Orang tua harus memastikan bahwa anak-anak mereka makan dengan diet yang seimbang secara nutrisi dan menjaga kebersihan lingkungan mereka (Boyle & Altimier, 2022).
Referensi
- Ahishakiye, J., Bouwman, L., Brouwer, I. D., Matsiko, E., Armar-Klemesu, M., & Koelen, M. (2019). Challenges and responses to infant and young child feeding in rural Rwanda: A qualitative study. Journal of Health, Population, and Nutrition, 38(1), 1-10.
- Banerjee, K., & Dwivedi, L. K. (2020). Linkage in stunting status of siblings: a new perspective on childhood undernutrition in India. Journal of Biosocial Science, 52(5), 681-695.
- Bashir, S., Khan, N., Ariff, S., Ihtesham, Y., Tanimoune, M., & Rizvi, A. (2022). Effectiveness of nutritional supplementation during the first 1000-days of life to reduce child undernutrition: A cluster randomized controlled trial in Pakistan. Journal of Nutrition, 4, 1-11.
- Boyle, B., & Altimier, L. (2022). On family-centred and child-centred care – And the moral distress therein. Journal of Neonatal Nursing, 28(2), 81-82.
- Budge, S., Parker, A. H., Hutchings, P. T., & Garbutt, C. (2019). Environmental enteric dysfunction and child stunting. Nutrition Reviews, 77(4), 240-253.
- Fitriani, S. F., Zahra, A. S., & Rahmat, A. (2022). Effectiveness of training and use of Si Centing application on knowledge and skills of Posyandu cadres. Jurnal Promkes: Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education, 10(1), 24-29.
- Hines, M., Hardy, N., Martens, A., & Zimmerman, E. (2022). Birth order effects on breastfeeding self-efficacy, parent report of problematic feeding and infant feeding abilities. Journal of Neonatal Nursing, 28(1), 16-20.
- Husseini, M., Darboe, M. K., Moore, S. E., Nabwera, H. M., & Prentice, A. M. (2018). Thresholds of socio-economic and environmental conditions necessary to escape from childhood malnutrition: A natural experiment in rural Gambia. BMC Medicine, 16(1), 1-9.
- Januarti, L. F., & Hidayathillah, A. P. (2020). Parenting culture on the role of father in prevention of stunting in toddler. Babali Nursing Research, 1(2), 81-90.
- Kamran, F., Tajalli, S., Ebadi, A., Sagheb, S., & Fallahi, M. (2022). Quality of life and stress in mothers of preterm infants with feeding problems: A cross-sectional study. Journal of Neonatal Nursing, (October 2021).
- Kahale, L. A., Elkhoury, R., Mikati, I. E., Pardo-Hernandez, H., Khamis, A. M., & Schünemann, H. J. (2021). PRISMA flow diagrams for living systematic reviews: A methodological survey and a proposal. F1000Research, 10(192).
- Mekonnen, H., Lakew, D., Tesfaye, D., & Wassie, B. (2020). Determinants of stunting among under-five years children in Ethiopia from the 2016 Ethiopia demographic and health survey: Application of ordinal logistic regression model using complex sampling designs. Clinical Epidemiology and Global Health, 8(2), 404-413.
- Paramashanti, B. A., Dibley, M. J., Huda, T. M., & Alam, A. (2022). Breastfeeding perceptions and exclusive breastfeeding practices: A qualitative comparative study in rural and urban Central Java, Indonesia. Appetite, 170(March 2021), 105907.
- Rosales, A., Sargsyan, V., Abelyan, K., Hovhannesyan, A., Ter-Abrahanyan, K., & Jillson, K. Q. (2019). Behavior change communication model enhancing parental practices for improved early childhood growth and development outcomes in rural Armenia: A quasi-experimental study. Preventive Medicine Reports, 14(August 2018), 100820.
- Saleh, A., Syahrul, S., Hadju, V., Andriani, I., & Restika, I. (2021). Role of maternal in preventing stunting: A systematic review. Gaceta Sanitaria, 35, S576-S582.
- Salasibew, M. M., Moss, C., Ayana, G., Kuche, D., Eshetu, S., & Dangour, A. D. (2019). The fidelity and dose of message delivery on infant and young child feeding practice and nutrition sensitive agriculture in Ethiopia: A qualitative study from the Sustainable Undernutrition Reduction in Ethiopia (SURE) programme. Journal of Health, Population, and Nutrition, 38(1), 1-11.
- Sutrio, S., & Sumardilah, D. S. (2020). Qualitative study of complementary feeding for stunting toddlers aged 13-24 months in Cipadang village, Pesawaran district. JPK (Jurnal Proteksi Kesehatan), 9(1), 52-61.
- Syeda, B., Agho, K., Wilson, L., Maheshwari, G. K., & Raza, M. Q. (2021). Relationship between breastfeeding duration and undernutrition conditions among children aged 0–3 years in Pakistan. International Journal of Pediatrics and Adolescent Medicine, 8(1), 10-17.