Oleh. Dr. H. Ahyar Wahyudi, S.Kep. Ns., M.Kep., CISHR, FISQua, FRSPH, FIHFAA
Pagi ini, kabar duka menyelimuti hati saya. Seorang sahabat dari teman dekat saya telah berpulang karena Ca mammae, atau yang lebih dikenal sebagai kanker payudara. Berita ini menggugah saya untuk mencari tahu lebih dalam tentang penyakit yang sering kali merenggut harapan dan kebahagiaan dari banyak wanita di seluruh dunia. Dalam perjalanan pencarian ini, saya menemukan bahwa di balik statistik dan penelitian medis, ada cerita-cerita penuh perjuangan, cinta, dan pengharapan yang tak pernah padam.
Kanker payudara adalah kondisi di mana sel-sel di payudara kehilangan kendali dan tumbuh secara tidak normal. Menurut Globocan 2018 dari World Health Organization (WHO), kanker payudara adalah jenis kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia, dengan 58.256 kasus atau 16,7% dari total 348.809 kasus kanker. Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan angka kanker payudara di Indonesia mencapai 42,1 orang per 100 ribu penduduk, dengan rata-rata kematian mencapai 17 orang per 100 ribu penduduk.
Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar menunjukkan bahwa faktor-faktor risiko kanker payudara meliputi obesitas, merokok, alkohol, diet tidak sehat, kurang olahraga, faktor genetik, usia, hormonal, serta riwayat menstruasi dan menopause. Dari 77 pasien yang diteliti, kelompok umur terbanyak yang menderita kanker payudara adalah 46-55 tahun (39.0%). Sebanyak 59,7% pasien mengalami obesitas, dan 35,1% pasien telah menopause. Fakta-fakta ini menggambarkan betapa kompleksnya penyebab dan faktor risiko kanker payudara, yang sering kali tidak dapat dihindari oleh banyak wanita.
Salah satu penanganan utama kanker payudara adalah kemoterapi, yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat dihilangkan melalui pembedahan. Kemoterapi dapat memberikan harapan baru bagi pasien, meskipun sering kali disertai efek samping yang berat seperti rambut rontok, mual, dan kelelahan. Namun, perkembangan terbaru dalam pengobatan kanker payudara telah menghadirkan inovasi-inovasi yang menjanjikan, seperti terapi antibodi monoklonal dan terapi gen. Terapi antibodi monoklonal, seperti trastuzumab, telah terbukti meningkatkan harapan hidup bebas penyakit pada pasien dengan kanker payudara metastasis.
Di balik statistik dan data klinis, terdapat kisah-kisah pribadi yang penuh dengan keberanian dan keteguhan hati. Setiap pasien kanker payudara memiliki cerita unik yang sering kali tidak terlihat oleh publik. Seperti seorang sahabat yang baru saja berpulang, banyak wanita menjalani kehidupan yang penuh tantangan, namun tetap berjuang dengan gigih untuk mempertahankan harapan dan cinta bagi orang-orang yang mereka cintai.
Kehilangan sahabat dari teman dekat ini mengingatkan saya akan pentingnya dukungan dan kasih sayang dalam perjalanan melawan kanker payudara. Bagi mereka yang tengah berjuang, setiap pelukan, kata-kata penghiburan, dan dukungan moral dapat menjadi sumber kekuatan yang luar biasa. Dalam setiap detik perjuangan, ada cinta yang mengalir, memberikan arti mendalam pada setiap langkah yang diambil.
Sebagai masyarakat, kita memiliki peran penting dalam mendukung penelitian dan pengembangan pengobatan kanker payudara. Pendidikan dan kesadaran tentang faktor risiko, pentingnya deteksi dini melalui SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri), dan akses terhadap pengobatan yang efektif adalah kunci untuk mengurangi angka kejadian dan kematian akibat kanker payudara. Dengan demikian, kita dapat bersama-sama menciptakan dunia yang lebih baik bagi para wanita yang berjuang melawan kanker ini.
Pada akhirnya, hidup adalah perjalanan yang penuh dengan kejutan, tantangan, dan harapan. Dalam menghadapi kanker payudara, kita belajar untuk menghargai setiap momen, setiap nafas, dan setiap orang yang hadir dalam hidup kita. Dalam kenangan akan sahabat yang telah pergi, kita menemukan kekuatan untuk melanjutkan perjuangan, memberikan harapan bagi mereka yang masih berjuang, dan menciptakan dunia yang lebih penuh cinta dan pengertian.
Metafora hidup yang penuh dengan tantangan ini mengingatkan kita akan filosofi yang dalam: seperti bunga yang mekar di tengah badai, kecantikan dan kekuatan sejati terletak pada kemampuan kita untuk bertahan dan tumbuh di tengah kesulitan. Setiap kelopak yang terbuka adalah simbol cinta dan harapan, membawa pesan bahwa meskipun badai datang, keindahan dan keteguhan hati kita akan selalu bersinar.
Artikel ini mengalir dengan narasi penuh makna, mengajak kita merenungi kehidupan dengan penuh rasa syukur dan cinta, sambil memberikan wawasan tentang pentingnya pengetahuan dan dukungan dalam menghadapi kanker payudara. Semoga setiap kata menjadi pengingat akan kekuatan dan keteguhan hati yang ada dalam diri kita semua.
Referensi:
- Dewi, Y. & Wulan. (2024). Perkembangan Pengobatan Kemoterapi Kanker Payudara. Makassar Pharmaceutical Science Journal, 2(1), 32-40. https://journal.farmasi.umi.ac.id/index.php/mpsj
- Sulistia, N. N., Purnamasari, K., Khalid, N., Arsal, A. S. F., Fattah, N., Aman, A., & Rahman, A. (2021). Faktor Resiko Kejadian Kanker Payudara Pada Pasien Ca Mammae di RS. Ibnu Sina Makassar pada Tahun 2018. Fakumi Medical Journal, 1(3), 179-185. https://fmj.fk.umi.ac.id/index.php/fmj