Kekuatan Jiwa di Balik Sindrom Hipermobilitas Sendi dan DOMS

Dalam kehidupan, kita sering kali menemukan diri kita dihadapkan pada tantangan yang tak terduga. Salah satunya adalah tantangan yang dihadapi oleh individu dengan Sindrom Hipermobilitas Sendi (JHS) dalam menghadapi Nyeri Otot Tertunda (DOMS) dan waktu pemulihan. Melalui perjalanan ini, kita tidak hanya memahami lebih dalam tentang kondisi fisik, tetapi juga tentang kekuatan jiwa dan cinta yang mampu mendorong kita melewati masa-masa sulit.

Sindrom Hipermobilitas Sendi: Sebuah Pengenalan
JHS adalah kondisi di mana seseorang memiliki rentang gerak sendi yang lebih luas dari biasanya. Kondisi ini sering diukur menggunakan Beighton Score, di mana skor ≥ 4 menunjukkan hipermobilitas​ (2-Ostuni-1)​. Penelitian menunjukkan bahwa individu dengan JHS atau Ehlers-Danlos Syndrome (EDS) memiliki tingkat cedera otot dan nyeri yang tinggi akibat latihan fisik​ (2-Ostuni-1)​. Namun, penelitian mengenai waktu pemulihan dan gejala DOMS pada individu dengan JHS masih terbatas ​(2-Ostuni-1)​.

Nyeri Otot Tertunda dan Hipermobilitas Sendi
DOMS adalah nyeri dan rasa sakit otot yang muncul setelah latihan fisik, yang biasanya memuncak dalam 24 hingga 72 jam dan dapat berlangsung hingga 7 hari​ (2-Ostuni-1)​. Penelitian menunjukkan bahwa individu dengan JHS cenderung mengalami DOMS yang lebih parah dan memerlukan waktu pemulihan yang lebih lama dibandingkan dengan individu tanpa JHS​ (2-Ostuni-1)​. Hal ini disebabkan oleh perbedaan dalam sistem saraf, morfologi sendi, serta hubungan otot dan ligamen yang unik pada individu dengan JHS.

Perjuangan dan Ketahanan
Perjuangan yang dihadapi oleh individu dengan JHS dalam mengatasi DOMS adalah cerminan dari perjuangan hidup kita sehari-hari. Mereka menunjukkan bahwa meskipun menghadapi rasa sakit yang lebih besar, mereka tetap mampu berjuang dan bangkit kembali. Ini adalah pelajaran penting bagi kita semua bahwa dalam menghadapi tantangan, kekuatan mental dan dukungan emosional sangatlah penting.

Pendekatan Terapi yang Disesuaikan
Penelitian menunjukkan bahwa terapi resistensi efektif untuk mengurangi nyeri dan ketidakstabilan sendi pada individu dengan hipermobilitas​ (2-Ostuni-1)​. Namun, terapis harus menyesuaikan parameter pengobatan sesuai dengan tingkat rasa sakit yang dialami oleh pasien hipermobilitas ​(2-Ostuni-1)​. Pendekatan yang dipersonalisasi ini menunjukkan pentingnya mendengarkan dan memahami kebutuhan individu dalam perawatan kesehatan, yang juga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita.

Penerimaan dan Dukungan Sosial
Studi menunjukkan bahwa individu dengan JHS sering kali merasa cemas tentang cedera dan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan norma sosial​ (2-Ostuni-1)​. Penerimaan dan dukungan dari profesional medis serta lingkungan sosial sangat membantu dalam proses pemulihan jangka panjang mereka​ (2-Ostuni-1)​. Ini mengingatkan kita akan pentingnya dukungan sosial dan penerimaan dalam membantu orang-orang di sekitar kita mengatasi tantangan mereka.

Kebijaksanaan dalam Keterbatasan
Dalam kehidupan, kita mungkin tidak selalu dapat menghindari rasa sakit dan tantangan. Namun, kita dapat belajar untuk menghadapinya dengan bijaksana dan penuh kasih. Seperti yang dialami oleh individu dengan JHS, keterbatasan fisik tidak harus menjadi penghalang untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan. Sebaliknya, keterbatasan ini bisa menjadi sumber kekuatan dan inspirasi.

Penutup
Kisah perjuangan individu dengan JHS dalam menghadapi DOMS mengajarkan kita tentang ketahanan, penerimaan, dan kekuatan cinta dalam menghadapi tantangan hidup. Mereka adalah bukti nyata bahwa dengan dukungan yang tepat dan sikap mental yang kuat, kita dapat mengatasi segala rintangan. Dalam setiap langkah yang kita ambil, mari kita ingat bahwa cinta dan penerimaan adalah kunci untuk menjalani hidup yang penuh makna dan kebahagiaan.

Referensi

  1. Ostuni, N. F., Marinello, C. A., Luzhnyy, T., Pawlikowski, A., Vlasaty, C., Thomatos, G., & Douris, P. C. (2024). The Effect of Joint Hypermobility Syndrome on DOMS and Recovery Time. International Journal of Sports Physical Therapy. https://doi.org/10.26603/001c.91644
  2. Tinkle, B. T., & Levy, H. P. (2019). Symptomatic joint hypermobility. Medical Clinics of North America, 103(6), 1021-1033. https://doi.org/10.1016/j.mcna.2019.08.002
  3. Armstrong, R., & Greig, D. M. (2018). The Beighton score as a predictor of Brighton criteria in sport and dance. Physical Therapy in Sport, 32, 145-154. https://doi.org/10.1016/j.ptsp.2018.04.016
  4. Chiarelli, N., Ritelli, M., Zoppi, N., & Colombi, M. (2019). Cellular and molecular mechanisms in the pathogenesis of classical, vascular, and hypermobile Ehlers-Danlos syndromes. Genes, 10(8), 609. https://doi.org/10.3390/genes10080609
  5. Castori, M., Morlino, S., Celletti, C., et al. (2012). Management of pain and fatigue in the joint hypermobility syndrome (a.k.a. Ehlers-Danlos syndrome, hypermobility type): principles and proposal for a multidisciplinary approach. American Journal of Medical Genetics Part A, 158A(8), 2055-2070. https://doi.org/10.1002/ajmg.a.35483
  6. Terry, R. H., Palmer, S. T., Rimes, K. A., Clark, C. J., Simmonds, J. V., & Horwood, J. P. (2015). Living with joint hypermobility syndrome: patient experiences of diagnosis, referral and self-care. Family Practice, 32(3), 354-358. https://doi.org/10.1093/fampra/cmv026