Amuntai: Jejak Romantisme di Tanah Borneo
Saat fajar mulai merekah, kota Amuntai tersibak dari balik selimut malam yang perlahan sirna. Jalanan yang biasanya sepi mulai dihidupkan oleh deretan pedagang yang sibuk menata dagangannya, menyambut pagi dengan penuh semangat. Di antara mereka, seorang ibu paruh baya dengan cekatan menggulung tikar rotan yang telah dianyam dengan rapi. Warna-warna cerah tikar itu memikat setiap mata yang melintas, seolah mengundang siapapun untuk berhenti sejenak, mengagumi, dan mungkin membelinya sebagai kenang-kenangan dari kota yang sederhana namun penuh pesona ini. Amuntai, sebuah kota yang tak hanya dikenal karena keindahannya, tetapi juga karena kekayaan budayanya yang mengakar dalam kehidupan sehari-hari. Di setiap sudut [selanjutnya]